Kota Tua Semarang – Semarang memang mempunyai berbagai bangunan peninggalan zaman kolonial. Dengan adanya Kota Tua Semarang maka hal ini terbukti. Kawasan ini dikenal akan bangunan-bangunan khas Belanda yang tetap berdiri kokoh.
Di satu kompleks ini, wisatawan bisa menyusuri keunikan lorong-lorong pada masa kolonial. Sekalipun kesannya kuno, justru hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.
Sejumlah bangunan tetap berfungsi optimal. Bahkan beberapa di antaranya berubah menjadi lokasi wisata baru yang menggunakan bangunannya.
Akan tetapi ada pula yang terbengkalai sehingga akhirnya digunakan sebagai gudang ataupun dibiarkan saja. Tak hanya bangunan, sudut dan jalanan kota tua ini tak kalah menarik, terutama view Kota Tua Semarang malam hari.
Kawasan wisata satu ini berada di pusat kota Semarang atau lebih tepatnya ada di Jalan Letjen Suprapto Nomor 31, Tanjung Mas, Kec. Semarang Utara, Kota Semarang. Para wisatawan baik wisata singkat ataupun yang liburan di Semarang akan sangat mudah untuk berkunjung ke lokasi satu ini.
Berkunjung ke Kota Tua di Semarang seperti menggunakan mesin waktu. Mengingat dikarenakan saat ada di lokasi ini para wisatawan bisa merasakan suasana yang berbeda. Lokasinya dikelilingi oleh gedung-gedung dengan gaya arsitektur masa lalu, seakan-akan membawa mereka ke suasana tempo dulu.
Gedung-gedung di lokasi ini memang tetap dipertahankan bangunannya. Hanya sebatas penataan agar lebih rapi serta dipercantik dengan pengecatan. Jalanannya juga diperbarui agar lebih nyaman bagi para wisatawan ataupun kendaraan yang melintas.
Kota Tua Semarang dikenal dengan jalanannya dibuat dari paving block. Sepanjang jalan ada banyak lampu jalan tampak sangat unik dengan bentuk sangat klasik, seperti lampu jalan di masa lalu.
Ketika sore hari, kota tua ini sangat indah terlebih untuk digunakan sebagai lokasi foto khususnya di depan lokasi Taman Srigunting. Mengingat pemandangan langit sore berikut sunset atau matahari terbenamnya terlihat memesona di lokasi ini.
Sementara itu saat malam hari para wisatawan bisa menikmati keunikan jalanan yang menggunakan penerangan dari lampu klasik. Suasana pun menjadi begitu romantis.
Ada satu taman yang menjadi icon Kota Tua Semarang, yaitu Taman Srigunting. Lokasi taman ini berada tepat di sebelah Gereja Blenduk. Para wisatawan bisa menikmati taman yang teduh dengan adanya pepohonan rindang di lokasi ini.
Taman ini sangat unik karena ada jalan setapak lurus dan melingkari pohon. Sangat terlihat bila pohon ini telah berumur puluhan tahun, dikarenakan ukurannya yang besar dan dedaunan yang rimbun. Berikutnya di tepi jalan setapak ada area rerumputan yang hijau. Lalu di sejumlah titik juga terlihat tiang lampu taman sangat klasik.
Ada pula sepeda hias bisa dinaiki oleh para wisatawan di jalan setapak, namun sepeda ini hanyalah properti foto di mana wisatawan dapat memberi tips berapa pun sesudah berfoto.
Di beberapa titik juga ada bangku di taman untuk lokasi berteduh. Salah satu lokasi favorit para wisatawan adalah berfoto di jembatan di mana pada bagian belakangnya terlihat Gereja Blenduk.
Salah satu ikon wisata Kota Tua Semarang adalah Gereja Blenduk. Dinamakan Blenduk sebab atap kubahnya berukuran besar, yang dalam bahasa Jawa ‘mblenduk’. Warna keseluruhan dari gereja ini adalah putih dengan atap berwarna merah marun yang sangat kontras.
Gereja Blenduk mempunyai gaya arsitektur Eropa yang khas. Di depannya ada beberapa pilar tinggi tampak megah. Pintu dan jendelanya juga memiliki ukuran sangat besar. Gereja Blenduk telah berdiri dari tahun 1753.
Walaupun berusia tua, namun Gereja Blenduk tetap aktif digunakan beribadah. Para wisatawan yang tak melakukan ibadah juga diperbolehkan untuk mengambil foto di depan gereja.
Tetap di area sekitar lokasi Gereja Blenduk dan Taman Srigunting, terdapat bangunan unik lainnya dengan nama Marba. Gedung ini konon dibangun oleh Marta Bardjunet, seorang saudagar yang kaya asal Yaman. Gedung ini pun dinamakan gedung Marba, yaitu akronim dari nama pendirinya.
Gedung Marba mempunyai ciri khas warna putih dan merah. Gedung dengan usia melebihi 100 tahun ini bentuknya sangat megah, ala bangunan mewah di Eropa. Waktu itu tentu bangunan satu ini sangat mewah, bahkan sampai saat ini pun masih terlihat kemegahannya di kompleks Kota Tua Semarang.
Di masa lalu Gedung Marba pernah digunakan sebagai toko modern dan menjadi kantor layanan ekspedisi perjalanan kapal laut. Para wisatawan kerap menggunakan bagian depan gedung ini untuk berfoto. Umumnya para wisatawan mengambil foto dengan jarak angle jauh agar keseluruhan gedung bisa terlihat.
Tidak sebatas bangunan kuno yang bisa menjadi daya tarik wisata yang menarik. Terdapat pula satu bangunan unik yaitu rumah akar. Pada lokasi ini, ada akar pohon raksasa pada dinding bangunan yang ada di belakangnya. Terlihat menakutkan tapi sangat unik bila digunakan sebagai lokasi foto.
Sementara lokasi bangunan dengan akar raksasa ini ada di satu lorong, di depan bangunan Gereja Blenduk atau lokasi lebih tepatnya di depan bangunan Gedung Monod Diephuis.
Pada kawasan Kota Tua Semarang ini ada banyak penyewaan sepeda onthel yang berwarna-warni dan sudah dihias sedemikian rupa. Para wisatawan dapat menyewa sepeda onthel untuk mengelilingi kawasan wisata ini.
Dengan menggunakan sepeda onthel ini, para wisatawan bisa menyusuri jalanan dan lorong-lorong Kota Tua. Tentunya tak lupa ada beragam spot menarik di sepanjang jalan lokasi wisata Kota Tua.
Di dekat lokasi Gereja Blenduk ada Semarang Kreatif Galeri yang memajang beragam produk UMKM. Pada lokasi ini ada beragam produk yang dihasilkan oleh pengusaha UMKM. Beberapa di antaranya seperti tas batik, baju batik sampai aksesoris yang dibuat dengan tangan.
Sementara itu bagi pecinta barang antik dapat meluangkan waktu untuk berkunjung ke Pasar Klithikan. Di lokasi ini para wisatawan bisa menjumpai beragam barang jadul yang unik. Beberapa di antaranya seperti perangko, koin, telepon kuno, sampai beragam barang koleksi.
Tak hanya belanja dan sejarah, para wisatawan juga bisa menikmati beragam kuliner. Mulai dari Nasi Goreng Babat Pak Karmin, Sate & Gulai Kambing 29, Ikan Bakar Cianjur sampai Gulai Bustaman. Bila para wisatawan ingin nongkrong maka ada Library Café John Dijkstra serta Spiegel Bar and Bistro.
Untuk bisa menikmati lokasi wisata satu ini, tak ada biaya tiket masuk. Namun di beberapa lokasi wisata tertentu memang ditetapkan biaya tiket masuk tersendiri.
Para wisatawan bisa menikmati beragam lokasi wisata ini sejak pagi sampai pagi lagi atau selama 24 jam setiap hari. Dikarenakan kawasan Kota Tua Semarang ini memang terbuka sepanjang hari.
Lulusan linguistik Prancis. Berpengalaman dalam penulisan konten SEO, penulisan kreatif, blogging, dan copywriting. Saat ini menulis untuk blog kesehatan & gaya hidup keluarga theAsianparent Indonesia.