Tarian Adat Jawa Barat – Dari Pulau Jawa saya mengenal suku Sunda yang mendiami area Jawa Barat. Suku ini memiliki beraneka seni tradisi dan budaya. Tentu kalian sudah kenal dengan wayang golek. Tak hanya seni pewayangan, ada juga bermacam tarian adat Jawa Barat yang menarik dan mempunyai filosofi di dalamnya. Tapi, kali ini penulis akan membagiakan 10 Tarian Jawa Barat yang Menarik untuk Diketahui.
Apakah kamu mengetahui tari jaipong? Ya, tari itu adalah jenis tarian adat Jawa Barat yang sering dipertunjukkan. Ada juga tari topeng dari Cirebon yang penarinya mengenakan topeng. Tidak hanya kedua tarian ini, ada berbagai tarian adat lainnya yang tak kalah menarik dari kedua tarian itu. yuk simak 10 Tarian Jawa Barat yang Menarik untuk Diketahui di bawah ini.
Ketuk Tilu ini merupakan salah satu tarian adat Jawa Barat. Dahulu tarian ini diduga kuat merupakan wahana ritual untuk penyambutan panen padi. Seiring berubahnya waktu, tarian ini pun mengalami banyak perubahan baik manfaat dan bentuknya.
Kini tari ketuk tilu menjadi tarian pergaulan yang digunakan hanya sebagai hiburan saja. Tentang julukan tarian ini, istilah ketuk tilu mengacu pada 3 buah ketuk (Bonang) yang menjadi pengiring utama yang memunculkan pola irama rebab.
Kemudian ada juga dua kendang, yaitu indung (Besar) dan juga kulanter (Kecil) yang bermanfaat untuk mengatur dinamika dari tari dengan diiringi oleh gong dan kecrek. Biasanya tari ketuk tilu ditampilkan pada bermacam acara, contohnya perkawinan juga acara lain yang umum maupun yang khusus.
Di desa-desa eksklusif, penampilan tarian ketuk tilu dapat berjalan semalam jemu. Tarian inilah yang selanjutnya menjadi cikal bakal untuk tari Jaipongan.
Tari adat Jawa Barat yang satu ini berasal dari Cirebon dan disebut dengan tari topeng. Seperti namanya, pada tarian ini penari atau dalang mengenakan topeng ketika menari. Ada lima model topeng utama yang dipakai pada pertunjukan tarian ini yang disebut dengan istilah topeng panca wanda, yakni topeng samba, topeng panji, topeng patih, topeng rumyang, dan topeng kelana.
Tari tradisional ini masuk ke tempat Cirebon lewat artis jalanan dan pada kelanjutannya difungsikan menjadi media untuk tujuan eksklusif. Disesuaikan dengan perkembangannya, tarian ini kini lebih dikenal dengan sebutan tari topeng Cirebon.
Karena tarian ini merupakan hasil kebudayaan, saat menonton pertunjukan tari topeng, penonton akan bisa mendapatkan pesan-pesan baik di dalamnya. Misalnya, terdapat pesan perihal kehidupan yang bisa berupa cerita kepemimpinan, kepribadian, atau cinta.
Tari Jaipong sudah sangat terkenal bukan hanya di tempat asalnya namun juga di Indonesia lebih-lebih sampai ke mancanegara. Tarian adat Jawa Barat yang umumnya disebut dengan Jaipongan ini adalah suatu kombinasi beberapa kesenian.
Jaipong merupakan gabungan dari wayang golek, pencak silat, tarian ketuk tilu, topeng banjet, dan juga beberapa elemen seni tradisi lain yang berasal dari Karawang, Jawa Barat. Tarian yang merupakan salah satu bukti diri dari kesenian Jawa Barat ini dikategorikan ke dalam tari pergaulan tradisional.
Semenjak dikreasikan pada kisaran 1976 oleh H. Suanda, tarian ini selanjutnya berkembang cepat dan pesat sejalan dengan besarnya apresiasi dari rakyat Karawang juga sekitarnya. Sering kali tari jaipongan ditampilkan ketika acara penting yang berhubungan dengan kedatangan tamu yang berasal dari negara asing.
Tarian ini juga sering digunakan di dalam misi-misi kesenian ke mancanegara. Inilah tarian yang kemudian mempunyai dampak besar pada kesenian lain di Jawa Barat.
Angklung Bungko adalah tarian yang terdapat di daerah Bungko, di wilayah Cirebon Utara. Pada awalnya, tarian ini hanya suatu kesenian musik ritmis dengan kentongan sebagai medianya. Seiring berjalannya waktu, tarian ini berkembang menjadi jenis tarian yang dibawakan dengan diiringi oleh alat musik, seperti angklung, gendang, kenong, tutukan, dan gong.
Tari angklung bungko dapat diumpamakan sebagai tarian perang karena memiliki filosofi yang di dalam sekali bagi rakyat Bungko, yaitu tentang kehidupan keutuhan kehidupan komunal yang demokratis. Angklung Bungko berhubungan dengan sejarah rakyat Bungko.
pada zaman dahulu mereka berhasil melawan serangan pasukan Pangeran Pekik. Walau sampai sekarang pencipta tarian ini tidak diketahui, menurut penduduk tarian ini pertama kali muncul pada abad ke-17 setelah wafatnya Sunan Gunung Jati. Tarian ini sering kali ikut mewarnai upacara ngunjung, yakni suatu upacara adat untuk datang atau haul ke makam leluhur.
Tari Keurseus ini merupakan tari adat Jawa Barat yang dulu dikenal dengan nama tari tayub, yaitu suatu tarian yang dibawakan oleh para menak atau pejabat. Tarian yang satu ini dikembangkan pada tahun 1915-1920 dan juga 1926-1935 oleh lurah Rancaekek (Bandung), R. Sambas Wirakoesoemah.
Pada zaman dahulu tari tayub dibawakan oleh para penari yang tengah di dalam dampak minuman keras sampai mereka menari tanpa gerakan dasar. R. Sambas Wirakoesoemah kemudian mendirikan perguruan tari yang tujuannya yaitu untuk menata budi para menak supaya tarian ini disusun kembali.
Julukan perguruan tarinya adalah Wirahmasari. Pelajaran yang diajarkan oleh beliau dilakukan secara sistematis yang didalam bahasa Belanda disebut dengan istilah cursus. Pada akhirnya didalam lafal Sunda istilahnya berubah jadi keurseus. Sampai sekarang tarian ini dikenal dengan istilah tari keurseus.
Tari ronggeng bugis ini adalah tarian adat Jawa Barat yang berasal dari Cirebon. Ini adalah tarian lawak yang dibawakan oleh 12 – 20 penari yang berdandan dan juga menari seperti perempuan. Tampilan penarinya tidaklah cantik, justru lebih mirip dengan badut.
Para penari dirias sedemikian rupa sampai mengundang gelak tawa. Konon Tarian ini sejarahnya dilatarbelakangi oleh ketegangan yang terjadi di antara Kerajaan Islam dengan kerajaan Cirebon. Sunan Gunung Djati yang merupakan Raja Cirebon memerintahkan seorang kerabat yang ia berasal dari Bugis untuk jadi telik sandi atau memata-matai Kerajaan Pajajaran.
Karena itu tarian ronggeng Bugis ini dikenal juga dengan julukan tari telik sandi. Tarian ini dibawakan dan diiringi oleh beberapa alat musik tradisional Jawa Barat, contohnya gong kecil, kendang kecil, kelenang, dan kecrek.
Seperti namanya, tari merak ini adalah tarian adat Jawa Barat yang terinspirasi oleh burung merak. Tarian tradisional ini menggambarkan kisah kehidupan burung jantan yang berusaha untuk memikat burung merak betina. Maka tidak mengherankan jika tarian ini banyak dipertunjukkan pada acara pernikahan yang dilakukan untuk menyambut pengantin laki-laki dan juga untuk menghibur para tamu.
Para penarinya akan menggunakan kostum yang dilengkapi sayap juga mahkota yang mirip dengan burung merak. Musik pengiring untuk tari merak ini yaitu lagu macan ucul. Ketika gerakan tari perlihatkan sepasang merak yang tengah saling bermesraan, akan terdengar nada bonang yang lebih keras. Tujuannya yaitu untuk memberi tambahan citra tentang pasangan burung merak yang tengah jatuh cinta.
Tari adat Jawa Barat lainnya yaitu tari wayang. Tarian ini mulai berkembang pada abad ke-16 di jaman kesultanan Cirebon. Tari wayang mempunyai 3 kelompok pertunjukan, yaitu pertunjukan tari tunggal yaitu penari menarikan satu tokoh pewayangan.
Pertunjukan tarian ini juga dapat dilakukan berpasangan yaitu dibawakan oleh dua atau lebih penari. Mereka saling melengkapi keutuhan tari ini. selanjutnya ada pertunjukan tari massal yang dibawakan oleh lebih dari satu penari.
Tari wayang dibawakan dengan iringan musik gamelan salendro. Tak sekedar itu, tiap tari wayang mempunyai karakteristik kostumnya sendiri. Pada pertunjukan tarian ini, tiap penari laki-laki dan perempuan membawakan pembawaan yang berbeda.
Misalnya ciri-ciri penari perempuan sebagai putri Lungguh akan membawakan tokoh wayang Arimbi, kala ciri-ciri penari laki-laki sebagai Satria Lungguh akan membawakan tokoh Arjuna, Abimanyu, dan juga Arjuna Sasrabahu.
Tari Buyung ini merupakan tari yang asalnya dari Kuningan, Jawa Barat. Kata buyung berarti jenis tanah liat yang dipakai para perempuan zaman dahulu untuk mengambil air. Diciptakan oleh Emalia Djatikusumah, biasanya tarian ini dibawakan saat upacara seren year.
Keunikan tarian ini yaitu, saat membawakan tari buyung, para penari akan membawa suatu tembikar yang mirip kendi di atas kepalanya. zaman dulu biasanya orang menyebut kendi itu dengan istilah ‘Buyung’. Buyung ini tidak boleh sampai jatuh.
Keunikan dan keunggulan tarian buyung ini yaitu kemampuan para penarinya untuk menari di atas kendi sembari menjunjung buyung. Di dalam tiap gerakan tarian itu ada makna yang implisit. Menari sambil menginjak kendi dan membawa buyung di atas kepala atau di dalam bahasa Sunda disebut nyuhun erat kaitannya dengan ungkapan yang menyebutkan “Dimana bumi dipijak disitulah langit dijunjung”.
Biasanya tari buyung ini dibawakan oleh para perempuan yang jumlahnya kini mencapai 12 orang. Umumnya kostum yang digunakannya berupa kebaya lengkap dengan selendang.
Tari Sintren merupakan tarian tradisional masyarakat Jawa terutama di tempat Cirebon. Tarian ini juga dikenal dengan sebutan lais yaitu bentuk tari-tarian yang mempunyai aroma yang mistis atau magis yang sumbernya dari cerita cinta kasih antara Sulasih dengan Sulandono.
Tarian ini dibawakan oleh seorang anak gadis yang masih kudus dan dibantu oleh pawang. Tari sintren diiringi oleh gending 6 orang. Gadis itu kemudian akan ditempatkan di dalam kurungan ayam yang ditutupi dengan kain.
Pawang atau dalang lalu terjadi memutari kurungan ayam sambil mengucapkan mantra dengan tujuan untuk memanggil ruh Dewi Lanjar. jika sukses, saat kurungan dibuka, gadis itu akan terlepas dengan sendirinya dari ikatan dan dandan dengan cantik kemudian menari dengan iringan gending itu.
Jika kamu penyuka tarian daerah, tak ada salahnya untuk mempelajari salah satu tarian diatas. Kamu akan ikut melestarikan kesenian Indonesia agar tarian ini tidak akan punah. Jawa Barat juga memiliki bermacam jenis pakaian adat yang biasa digunakan baik untuk kesibukan sehari-hari maupun untuk acara-acara khusus.
Yuk ketahui pakaian adat suatu daerah pada generasi muda adalah salah satu cara untuk menumbuhkan kecintaan pada budaya bangsa. Kali ini saya akan mengulas 5 pakaian adat Jawa Barat dengan segala keunikannya. Simak ulasannya berikut ini ya!
Pangsi merupakan pakaian adat tradisional yang biasa digunakan oleh rakyat Jawa Barat. Pangsi sendiri terdiri dari setelan pakaian polos berwarna hitam yang ukurannya terlihat sedikit longgar baik itu pada bagian atasan maupun bawahannya. Di jaman lalu, Pangsi biasa digunakan oleh penduduk biasa atau penduduk tingkatan bawah.
Pada awalnya, pangsi sendiri adalah nama untuk celana longgar berwarna hitam dengan panjang tidak melebihi mata kaki. Tapi, seiring pertumbuhan zaman, penduduk sendiri sering menyebut setelah pakaian yang identik dengan warna hitam itu dengan nama Pangsi.
Kebaya Sunda adalah salah satu pakaian tradisional yang sering digunakan oleh wanita dari tanah Jawa Barat. Kebaya Sunda mempunyai karakteristik khas berwarna terang dengan jenis dan pola jahitan yang menawan. Kebaya sendiri biasa digunakan oleh masyarakat biasa dan juga menengah.
Tak sekedar membuat pemakainya terlihat anggun, Kebaya juga menjadi bukti diri dari wanita tanah air. Saat ini, para perancang busana sering memodifikasi pakaian tradisional yang satu ini dengan sentuhan yang lebih modern. Nah, untuk melengkapi penampilan kebaya, rakyat sendiri sering memadukannya dengan bermacam aksesoris mulai dari cincin, kalung, tusuk konde, dan selendang.
Beskap adalah pakaian tradisional yang sering digunakan oleh penduduk Jawa Barat untuk aktivitas formal atau penting seperti acara pernikahan, upacara adat, atau untuk acara yang bersifat kenegaraan. Beskap sendiri ini merupakan jas tutup dengan lengan panjang yang terbuat dari suatu bahan yang cukup tebal.
Rakyat sendiri sering memadukan pakaian ini dengan kain jarik atau samping dan aksesori seperti keris dan bengker alias epilog kepala yang digunakan pria Sunda. Nah, tidak hanya dapat membuat pria yang memakainya terlihat gagah, pakaian adat yang satu ini juga dapat memancarkan karisma yang menawan bagi pemakainya.
Pakaian adat dari Jawa Barat lainnya yang juga cukup menarik adalah Bedahan. pakaian ini biasa digunakan oleh penduduk dari golongan menengah seperti pedagang atau saudagar. Bedahan sendiri merupakan pakaian berbentuk sama dengan jas yang umumnya berwarna putih atau hitam yang dipadukan dengan kain kebat bercorak batik pada bagian bawahan.
Nah, salah satu karakteristik khas dari pakaian ini adanya aksesoris berupa arloji dengan rantai emas yang di sematkan pada bagian saku. Aksesoris lain yang juga sering digunakan antara lain bengker atau ikat kepala, dan beubeur atau ikat pinggang.
Jas Menak/Beludru adalah pakaian adat yang digunakan oleh kaum bangsawan atau orang-orang terpandang di era lalu. pakaian ini berupa jas beludru yang disulam menggunakan benang emas pada bagian ujung lengan. Secara kualitas maupun tampilan, model pakaian ini diakui sangat berkelas dan memberi kesan mewah.
Untuk pakaian pria, jas biasanya dibuat dari bahan beludru hitam dengan celana panjang yang mempunyai motif sama dengan jas. Bagian kepala sendiri menggunakan bendo atau epilog kepala. Waktu untuk wanita, pakaian yang dikenakan adalah kebaya berbahan beludru hitam dengan tambahan manik-manik dan dipadukan dengan kain kebat atau samping untuk bagian bawahannya.
Nah itulah beberapa ulasan tentang 10 Tarian Jawa Barat yang Menarik untuk Diketahui dan pakaian adatnya semoga bermanfaat terimakasih.
Menjadi penulis konten lepas selama kurang lebih 2 tahun memberikan saya kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai topik tulisan. Saya pernah menulis berbagai artikel di media online dan blog.