
Sebelum kita berbicara tentang 10 Tarian Adat Sumatera Barat yang sangat terkenal, maka penulis akan memperkenalkan terlebih dahulu tentang Sumatera Barat. Ingat kata pepatah, tak kenal maka tak sayang. Yuk langsung saja perhatikan artikelnya.
Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi yang terletak di pulau Sumatera. Berdiri pada 3 Juli 1958 dengan ibu kota Padang. Ia merupakan provinsi yang terletak di bagian utara dan berbatasan dengan provinsi Sumatera Utara. Provinsi ini juga berbatasan dengan samudera Indonesia, provinsi Jambi, Bengkulu, dan Riau.
Ada tiga suku yang terdapat di provinsi Sumatera Barat, yaitu suku Minangkabau, suku Batak Mandailing, dan suku Mentawai. Tetapi, suku Minangkabau mendominasi masyarakat di Sumatera Barat. Suku Batak Mandailing berada di tempat Pasaman, dan suku Mentawai berada di Kepulauan Mentawai. Selain itu, ada pula suku minoritas lainnya, seperti suku Jawa.
Provinsi Sumatera Barat terdiri atas 12 kabupaten, di antaranya:
Adapun kota-kota di Sumatera Barat, yaitu:
Bahasa yang digunakan oleh masyarakat Sumatera Barat dalam kehidupan sehari-hari adalah bahasa Minangkabau. Tetapi, bahasa itu mempunyai dialek yang berbeda-beda, di antaranya dialek Bukittinggi, dialek Payakumbuh, dialek Pariaman, dan dialek Pesisir Selatan. Ada pula dialek Mandailing yang digunakan oleh suku Mandailing.
Dan bukan hanya bahasa Minangkabau, bahasa Mentawai juga digunakan oleh masyarakat Mentawai yang termasuk ke dalam daerah Sumatera Barat.
Pakaian adat yang dikenakan oleh kaum laki-laki di Sumatera Barat adalah baju lengan panjang, dengan kain songket yang melingkari pinggang. Disertai dengan tutup kepala yang disebut ma dengan saluak.
Sedangkan untuk perempuan, pakaian yang dikenakan adalah baju kurung, kain songket, dan juga tutup kepala yang disebut dengan gonjong. Dan untuk ksesorisnya ditambahkan ketika mengenakan baju adat, seperti anting, kalung bersusun, dan sebagainya.
Rumah Gadang adalah rumah adat dari provinsi Sumatera Barat. Rumah Gadang mempunyai keunikan pada bagian bentuk atapnya, yakni mempunyai bentuk seperti tanduk kerbau. Atap rumah Gadang dibuat dari ijuk. Tetapi dewasa ini, pemakaian ijuk untuk membuat atap sudah diganti dengan bahan seng.
Pada bagian halaman depan rumah Gadang, biasanya ada suatu bangunan yang disebut dengan rangkiang. Rangkiang adalah bangunan yang digunakan untuk menyimpan padi.
Ada beberapa tari daerah yang dari Sumatera Barat yakni tari Piring, tari Randai , tari Payung, tari Indang, dan tari Pasambahan.
Untuk lagu daerah, provinsi Sumatera Barat punya lagu daerah yang kebanyakan bersifat melankolis. Hal ini merupakan upaya untuk membangun struktur rakyat yang mempunyai rasa kekeluargaan dan persaudaraan yang tinggi.
Selain itu, lagu daerah Sumatera Barat juga menumbuhkan rasa cinta pada kampung halaman bagi orang-orang yang merantau.
Adapun beberapa lagu daerah Sumatera Barat di antaranya, Kampuang nan Jauh di Mato, Ayam den Lapeh, Kambanglah Bungo, Minangkabau, dan masih banyak lagi.
Dan seperti yang biasa terjadi di masyarakat, bila kita berbicara tentang Sumatera Barat, orang akan langsung teringat dengan nasi padang atau jam gadang. Namun sebenarnya, ada satu hal lagi yang menjadi ciri khas tempat tersebut, selain dua hal tadi, yaitu tari piring.
Tarian adat Sumatera Barat ini bisa membuat para penonton penasaran dengan cara penari membawa piringnya, sampai bisa tidak terlepas dari tangan mereka. lalu, apakah hanya itu tarian yang terkenal di provinsi ini? Yuk cari tahu informasi lengkapnya di artikel ini, tentang 10 Tarian Adat Sumatera Barat yang sangat terkenal.
Tari Piring atau Tari Piriang merupakan salah satu tarian adat Sumatera Barat, yang asalnya dari Kota Solok. Mengapa tarian ini disebut dengan tari piring? Hal itu karena tarian itu dibawakan dengan menggunakan piring yang jadi media utamanya.
Kemudian piring-piring yang dibawa itu, diayun dengan gerakan yang cepat dan teratur, namun epiknya, piring-piring itu tidak terlepas dari genggaman tangan. Tarian ini adalah suatu simbol dari penduduk Minangkabau.
Dasar gerakan tari piring merupakan langkah-langkah dari Silat Minangkabau atau Silek. Konon katanya, tari piring ini adalah ritual ucapan rasa syukur masyarakat setempat pada dewa-dewa setelah hasil panen mereka yang melimpah ruah.
Ritual ini dilakukan dengan cara membawa sesaji berbentuk makanan, yang kemudian disimpan dalam piring sambil melangkah disertai gerakan yang bergerak maju. Namun setalah masuknya agama Islam ke Minangkabau, tradisi tarian ini pun tidak digunakan lagi untuk ritual pada dewa-dewa.
Tarian itu berubah jadi wahana untuk menghibur penduduk setampat, yang dibawakan pada acara-acara keramaian. Alat musik yang mengiringi tarian ini berupa talempong, dan juga saluang. Biasanya jumlah penarinya ganjil yaitu tiga sampai tujuh orang.
Tari adat Sumatera Barat sumatera barat lainnya yaitu tari pasambahan atau persembahan. Sama seperti namanya, jenis tari ini sering dibawakan saat menyambut tokoh terkenal, seperti tamu-tamu besar negara, dan semacamnya sebagai bentuk penghormatan pada mereka.
Ketika tarian itu dibawakan, tamu akan dipayungi sambil diiringi jalan menuju ke tempat duduk. Selain dibuat sebagai tarian untuk menyambut tamu, pasambahan juga dipentaskan dalam bermacam acara adat, penyambutan mempelai laki-laki di rumah perempuan, hiburan, dan lain sebagainya.
Setelah selesai penampilan tarian, tamu akan disuguhkan dengan daun sirih dalam carano. Di dalam budaya pernikahan, pengantin laki-laki akan menerima daun sirih sebagai ketua rombongan. Tarian ini pada umumnya dikerjakan oleh sembilan orang dan terbagi ke di dalam tiga kelompok.
Kelompok pertama yaitu dua orang penari laki-laki yang mempertontonkan gerakan pencak silat, waktu kelompok kedua yaitu empat orang penari perempuan. Mereka menari bersama dengan anggun. Paling akhir yaitu perempuan bersama dengan satu orang pembawa carano dan juga dua orang pendampingnya.
Disebut juga dengan indang Minangkabau, tarian indang badindin dipercaya sudah ada sejak abad ke-14, pada masa penyebaran agama Islam di Sumatera Barat. Gerakan tarian adat Sumatera Barat ini, yaitu dengan membungkukkan badan sembari berlutut sejalan.
Ini jadi ciri khas dari tari indang. Tarian ini dibawakan sebagai penghormatan pada Allah. Indang badindin merupakan tarian yang terkenal di wilayah Padang Pariama. Pengiring tarian ini yaitu alat musik rebana. Durasi tari indang lumayan pendek yakni sekitar 30 menit.
Umumnya tari indang dibawakan oleh 14 orang, 13 penari dan juga satu orang yang menjadi tukang dzikir. Tujuh penari di antaranya yaitu laki-laki, yang lantas dikenal dengan nama ‘Anak indang‘. Sebelumnya anak indang akan diberikan bimbingan oleh guru yang mendapat nama tukang dzikir.
Tari rantak adalah tarian adat Sumatera Barat yang berasal dari Minangkabau. Rantak adalah jenis tarian yang gerakannya bergerak maju. Gerakan tarian ini terinspirasi dari pencak silat. Tarian ini adalah salah satu tarian yang memfokuskan, dan menegaskan pada ketajaman gerakan si penari.
Keindahan dari tari rantak bukan hanya terlihat  dari gerakannya saja, tetapi juga pada kerentakan para penarinya. Bunyi itu muncul dari hentakan kaki para penari yang selaras dari ketegasan gerakan. Biasanya tari rantak ini, dibawakan oleh beberapa penari laki-laki dan perempuan.
Mereka menggunakan pakaian yang berwarna merah dengan serat emas, dan dikombinasikan dengan pakaian berwarna cerah. Musik yang mengiringi gerak maju dan juga gerakan tariannya menjadi kuat dan tajam, dan ditambah dengan gerakan hentakan kaki, membuatnya terlihat sangat sakral.
Tari galombang atau gelombang  adalah tarian adat Sumatera Barat. Tarian ini merupakan salah satu seni yang mengawali kelahiran Kesenian Randai, pada tahun 1932. Pertunjukan tari galombang, lebih banyak dipentaskan dalam acara pesta pernikahan adat Minang.
Meskipun tidak terlalu asal-usul hubungannya dengan pernikahan, tetapi sampai saat ini, tarian galombang tetap dibawakan di beragam pelosok di Minang. Galombang ditampilkan dalam acara penyambutan mempelai, ketika diarak menuju pelaminan.
Gerakan-Gerakan tari galombang cukup lincah. Para penarinya turun naik seperti gelombang laut. Umumnya, gerakan kaki dan tangan memperlihatkan jurus silat Minang. Adapun jumlah penarinya bisa mencapai sampai puluhan yang terbagi ke dalam dua kelompok.
Tari gelombang ini, konon ada kaitannya dengan kisah pernikahan seorang pemuda. Dia dikawal oleh teman seperguruan silatnya ketika menuju ke kampung istrinya. Cerita lain menyebutkan, jika tarian ini adalah bentuk pengawalan untuk penghulu yang akan menikahkan calon pengantin Minang.
Tari alang babega jumlah penarinya tidak disyaratkan, tetapi sering kali tarian ini dibawakan oleh dua sampai enam orang. Penarinya bisa laki-laki ataupun perempuan. bisa juga dibawakan secara berpasangan, laki-laki dan perempuan.
Meskipun tarian ini cukup sederhana, tari alang babega sudah dikenal hingga ke mancanegara untuk acara-acara kebudayaan. Inspirasi tarian ini diambil dari burung elang yang mencari mangsa dan terciptalah tarian alang babega ini. Gerakan tarian ini sederhana sekali, atraktif, dan juga bergerak maju.
Tari randai memiliki beberapa asal usul. Ada pendapat yang mengatakan tarian ini asalnya bdari bahasa Arab, rayan-li-da’i (Asal dari kata da’i), yaitu nama untuk para pendakwah tarikat Na’Sabandiyah.
Yang lain mengatakan, tari randai asal katanya berasal dari kata handai, yang dalam bahasa Minangkabau artinya keakraban, keintiman, dan juga keramahan. Randai adalah hasil perpaduan antara kaba dan silek, yang digabungkan dengan gerakan dan juga syair gurindam yang indah sekali.
Kaba dan silek adalah bahasa Minangkabau. Arti kaba adalah informasi atau berita yang dibawa oleh para pengelana. Kaba bisa mencakup info terkait pengetahuan, agama, dan moral. Silek sangat erat kaitannya dengan keahlian seseorang dalam hal silat dan bela diri.
Tarian randai dapat menarik turis asing untuk menyaksikannya. ini terbukti dari diadakannya pertunjukan tarian ini pada pertunjukan seni di luar negeri. Jumlah penari utamanya satu orang. Dia akan memberi tambahan aba-aba, untuk gerakan selanjutnya pada teman-temannya atau penari lainnya.
Jumlah penari tari randai tida ditentukan, karena bergantung dari cerita rakyat yang dibawakannya. Dahulu, tari randai merupakan media penyampaian tentang cerita masyarakat melalui lantunan syair dengan diiringi beberapa gerakan tarian itu. Maka tidak aneh jika di tengah-tenga tarian terdapat penari yang memberikan obrolan.
Dari awal gerakan tari randai sebabkan orang terkesima dikarenakan gerakannya unik sekali. Didalam tarian ini tersedia gerakan kuda-kuda, pencak silat, gesekan kaki, jalan-jalan, dan juga gerakan penari.
Pada umumnya tari tempurung ditujukan jadi hiburan juga media komunikasi untuk rakyat Batu Manjulur. Para penarinya kenakan busana khas Minangkabau yang berwarna hitam. Karena minat generasi muda yang tidak cukup untuk mempelajari tari adat Sumatera Barat ini supaya selagi ini tari tempurung tidak cukup eksis di kalangan penduduk Kanagarian Batu Manjulur.
Tarian ini merupakan tarian yang dibawakan bersama mengenakan tempurung sebagai propertinya. Tarian adat Sumatera Barat ini diperkenalkan kira-kira year 1952 oleh Ali Muhammad.
Kepopuleran tarian ini berkembang pada tahun 1970 sampai 1980 sampai terkenal ke Nagari Ayei Dingin Padang Sibusuk. Pada tahun 1990 pertumbuhan ini menurun sampai sekarang. Masyarakat di Kanagarian Batu Manjulur tak lagi membawakan tari tempurung ini.
Asal-Usul dari tari lilin identik sekali bersama cerita penduduk Minang. Tari lilin adalah suatu tarian yang penarinya membawa lilin lantas menari bersama diiringi musik yang dimainkan oleh pemusik. Cerita penduduk ini mengisahkan anak gadis yang mengalami kasus selagi kekasihnya meninggalkannya.
Dia kehilangan cincin pertunangannya. Gadis itu membawa lilin yang disimpan di piring untuk mendukung melacak cincin itu. Gerakan tariannya yang gemulai dan latif selagi melacak cincin merupakan asal-usul tari lilin ini.
Tarian adat Sumatera Barat yang kesepuluh adalah tari paying, yang dibawakan secara berpasang-pasangan. Pada tarian itu, kaum lelaki menggunakan payung sebagai propertinya, dan kaum perempuan menggunakan selendang. Makna tarian ini adalah kasih sayang pada pasangannya.
Payung yang dibawa oleh penari laki-laki, melambangkan pertolongan pada perempuannya. Selain itu, ia juga menggambarkan bagaimana seharusnya para lelaki memegang tanggung jawab dalam melindungi perempuan.
Gerakan tarian ini, yaitu 1-2-3-4 yang juga merupakan dasar-dasar gerakannya. Tari payung gerakannya anggun dan syahdu. Alunan musiknya pun enak didengar. Tarian ini sering dipentaskan dalam beragam acara, seperti pernikahan, pentas seni, hiburan, dan sejenisnya.
Jenis tarian adat Sumatera Barat ini, punya cerita-cerita unik dibalik penciptaannya. Kisahnya pun sangat menarik. Ada tarian yang terinspirasi dari gerakan fauna, ada juga tarian yang menggambarkan gadis yang mencari cincin. Properti yang dibawa penari juga bermacam-macam dari payung sampai lilin.
Beberap tarian ini sudah melanglang buana sampai ke mancanegara. Tapi sayang, ada juga tarian yang sudah mulai terlupakan. Sangat disayangkan bila sampai punah. Maka dari itu, pemerintah dan masyarakat harus tetap berbondong-bondong melestarikan tarian-tarian adat ini. semoga informasinya bermanfaat!