Asik Banget! Berwisata Sambil Belajar di Observatorium Bosscha Bandung

Observatorium Bosscha Bandung

Observatorium Bosscha adalah merupakan forum riset, yang berada di bawah naungan Fakultas Matematika dan Pengetahuan Ilmu Alam Institut Teknologi Bandung (Fmipa Itb). Dan sampai saat ini, Observatorium Bosscha masih menjadi satu-satunya observatorium terbesar, yang ada di Indonesia, serta menjadi pusat penelitian, pendidikan, dan pengembangan pengetahuan Astronomi di Indonesia.

Selain mengemban tugas dalam penelitian dan pendidikan, Observatorium Bosscha juga melakukan aktivitas darma rakyat, baik dalam bentuk aktivitas rutin maupun aktivitas yang sifatnya incidental, bergantung pada terjadinya astronomi yang menarik.

Observatorium Bosscha juga membuka peluang kerja sama dan belajar, bagi mahasiswa maupun peneliti dari Beragam tempat diseluruh dunia. Peneliti dan mahasiswa itu, bisa melakukan pengamatan astronomi, analisis information astrofisika, belajar instrumentasi, dan lain sebagainya.

Berwisata sambil Belajar di Observatorium Bosscha Bandung

Observatorium Bosscha juga menerima mahasiswa maupun peneliti, yang ingin belajar topik-topik non-astronomi yang relevan, misalnya tentang sejarah, bangunan, manajemen, dan juga lingkungan di Observatorium Bosscha.

Pada tahun 2004, Observatorium Bosscha dinyatakan sebagai Benda Cagar Budaya oleh Pemerintah. Oleh dikarenakan itu, keberadaan Observatorium Bosscha dilindungi UU Nomor 2/1992 terkait Benda Cagar Budaya. Dan pada tahun 2008, Pemerintah menetapkan Observatorium Bosscha, sebagai salah satu Objek Penting nasional yang wajib diamankan.

Observatorium Bosscha diresmikan pada tanggal 1 Januari 1923 atas prakarsa K. A. R. Bosscha, dengan Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging, yang merupakan observatorium astronomi modern pertama di Asia Tenggara.

Dengan itu, sains astronomi di Bumi Nusantara memulai kontribusi internasional, pada pengembangan astrofisika dalam topik bintang, Tata Surya, dan galaksi. Dan pada tahun 1951, Observatorium Bosscha kemudian  menjadi bagian dari Institut Teknologi Bandung.

Mempelajari alam semesta dan seisinya memang sangat mengasyikkan, dan banyak hal baru yang didapatkan. Pusat penelitian dan pengetahuan ilmu Bosscha Bandung ini, bisa mewujudkan fantasimu untuk berwisata sambil belajar.

Harga Tiket Masuk Bosscha Bandung

Untuk mengunjungi objek wisata ini, pengunjung akan dikenakan tiket yang terbilang murah. Tapi, tiket ini dibedakan untuk kunjungan siang dan kunjungan malam. Di mana, tiket masuk dibayarkan langsung di loket pendaftaran, dan tidak ada tambahan biaya lain.

Harga Tiket Masuk

Mengenal lebih Jauh Tentang Observatorium Bosscha

Observatorium Bosscha dibangun oleh Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereniging (Nisv), atau Perhimpunan Astronomi Hindia Belanda. Sebutan Bosscha diambil dari seorang tuan tanah, bernama Karel Albert Rudolf Bosscha. Namanya diabadikan sebagai nama observatorium ini, karena berjasa memberi pertolongan tanah dan teropong bintang.

NISV mendirikan daerah ini, dengan tujuan untuk memajukan pengetahuan astronomi di Hindia Belanda. Pembangunannya memakan waktu sekitar 5 tahun, yakni sejak tahun 1923 sampai 1928. Dan baru pada tahunan 1933 observatorium ini dipublikasikan secara internasional.

Namun tempat observasi sempat berhenti, karena adanya Perang Dunia II. Dan sesudah PD II, terjadi renovasi besar-besaran supaya bisa beroperasi normal lagi. Sesudah itu, pada tanggal 17 Oktober 1951, observatorium ini diserahkan kepada pemerintah RI, dan kini menjadi tempat menggali pengetahuan yang sangat penting di Indonesia.

Mengagumi Alam Semesta Dari Di dalam Kubah

Jika diihat dari kejauhan, bangunan Bosscha Bandung tampak benar-benar unik. Berbentuk melingkar, dengan atap kubah yang kesemua warna bangunan adalah putih. Yang mana sangat menampakkan, bahwa tempat itu merupakan pusat penelitian.

Selain itu, di sekitar Bosscha Bandung  ditumbuhi dengan hamparan tanah yang tertutupi rumput hijau. Pepohonan yang tinggi dan rimbun, juga tak luput jadi penghuni tanah itu. Tampak begitu hijau dan asri, apalagi ketika langit sedang dalam keadaan cerah berwarna biru.

Pemandangan di kompleks juga tak kalah menarik. Bangunan rumah antik semenjak masa Belanda, masih berdiri kokoh dan terawat baik. Rumah – rumah ini bermanfaat sebagai bangunan kantor, dan tempat tinggal kepala observatorium.

Kunjungan Siang Di Observatorium Bosscha

Jika kamu berkunjung pada siang hari, maka pengunjung bisa melihat cara kerja Teleskop Zeiss. Di dalam bangunan kubah, Teleskop Zeiss yang berukuran raksasa akan langsung menyambut kamu. Teleskop ini, menjadi salah satu dari 10 teleskop aktif yang ada di sini. Dan berada di dalam suatu bangunan dengan atap kubah raksasa.

Di mana, atap kubah ini bisa terbuka dan tertutup, saat teleskop menghadap ke langit. Lantai berat di tengah ruangan pun, bisa dinaik-turunkan untuk menyesuaikan posisi teleskop.

Kunjungan Malam Di Bosscha Bandung

Jika kamu berkunjung ke Bosscha Bandung pada malam hari, dan ingin meilhat benda-benda langit, maka disarankan untuk berkunjung pada bulan April sampai Oktober saja. kamu bisa meneropong langsung benda-benda langit itu, dengan teleskop portable dan Teleskop Bamberg. Di mana, Teleskop Bamberg juga dirumahkan dalam bangunan bawah tanah yang beratap kubah dan bisa dibuka.

Lokasi & Kontak Bosscha Bandung

Observatorium ini berlokasi di Jalan Peneropongan Bintang No.45, Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Untuk alamat surat menyurat berada di Observatorium Bosscha, FMIPA Institut Teknologi Bandung. Jalan Peneropongan Bintang, Lembang, Bandung Barat, 40391, Jawa Barat, Indonesia. Untuk info lebih lanjut, bisa menghubungi 022-278-6027.

Observatorium Bosscha Digunakan untuk apa?

Observatorium Bosscha (Dulu dikenal sebagai Bosscha Sterrewacht) adalah salah satu observatorium vital di belahan bumi Selatan. Observatorium Bosscha dibangun oleh NISV (Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging), atau Perhimpunan Bintang Hindia-Belanda. Pembangunannya sendiri berlangsung pada tahun 1923-1928.

Pada tahun 1951, Observatorium Bosscha diserahkan kepada FMIPA Ui. Dengan berdirinya ITB pada tahun 1959, observatorium ini menjadi bagian dari Itb. Observatorium Bosscha terletak di Lembang,  sekitar 15 km ke arah Utara Bandung, dengan koordinat geografis 107° 36′ Bujur Timur dan 6° 49′ Lintang Selatan. Lokasinya berada pada ketinggian 1310 m dari permukaan laut, atau pada ketinggian 630 m dari plato Bandung.

Nama Observatorium Bosscha itu sendiri diambil dari nama sponsor utamanya, Karel Albert Rudolf Bosscha (1865-1928), seorang tuan tanah yang punyai perkebunan teh di tempat Malabar. Observatorium ini dilengkapi dengan teleskop bermacam ukuran dan jenis.

Masing-Masing teleskop punya target objek pengamatan yang berbeda-beda. Ada 5 teleskop yang aktif untuk penelitian astronomi. Kelima teleskop itu adalah: teleskop refraktor Ganda Zeiss, teleskop Schmidt Bima Sakti, teleskop Refraktor Bamberg, teleskop Cassegrain Goto, dan teleskop refraktor Unitron.

Sebagai suatu observatorium, observatorium Bosscha memang digunakan untuk pengamatan dan penelitian astronomi. Dengan fasilitas yang ada, ditambah posisi yang menguntungkan (Dekat khatulistiwa), astronom Indonesia bisa melakukan penelitian astronomi di sini.

Dan bukan hanya astronom dari Indonesia, astronom luarpun dapat mengenakan fasilitas ini untuk penelitian. Penelitian rutin yang dilakukan di observatorium Bosscha adalah pengamatan bintang ganda visual dengan refraktor Ganda Zeiss, disesuaikan dengan misi utama pembangunan observatorium ini.

Selain itu, jika ada objek menarik, misalnya ada komet yang sedang mendekati matahari, ada nova, atau moment astronomi menarik lainnya, para peneliti Kelompok Keahlian Astronomi dan observatorium Bosscha, juga mengadakan pengamatan di sini.

Di dalam penelitian/pengamatan ini, mahasiswa astronomi yang berminat dapat ikut terlibat. Kesibukan darma pada masyarakat dilakukan dengan menyebarkan pengetahuan astronomi melalui penerimaan kunjungan, baik keluarga maupun rombongan.

Di dalam acara kunjungan ke observatorium ini, jumlah anggota satu rombongan dibatasi sesuai dengankapasitas ruang ceramah, dan demi mempertahankan proses komunikasi, sehingga sanggup terjadi efektif. Tiap-tiap tahunan pada bulan-bulan kering (Musim kemarau) April-November, diselenggarakan acara malam umum.

Pada acara malam umum ini, pengunjung diberi kesempatan mengintip objek langit (Bulan, planet, gugus bola, bintang ganda, atau objek lain yang bisa diamati malam itu). Acara pengamatan ini memakai dua teleskop: teleskop Unitron, dan teleskop Bamberg.

Seiring berjalannya waktu, pada saat memasuki dasa warsa kedelapan usia observatorium Bosscha, suasana di sekita observatorium Bosscha diakui tidak layak untuk mengadakan pengamatan.

Hal ini diakibatkan oleh pertumbuhan pemukiman di daerah embang dan kawasan Bandung Utara, yang tumbuh dengan laju pesat, sehingga tempat atau kawasan yang dahulunya rimbun ataupun berupa hutan-hutan kecil dan daerah pepohonan,  tertutup menjadi daerah pemukiman, vila ataupun tempat pertania,n yang bersifat komersial besar-besaran.

Akibatnya banyak intensitas cahaya dari kawasan pemukiman yang membuat terganggunya penelitian atau aktivitas peneropongan yang seharusnya membutuhkan intensitas cahaya lingkungan yang minimal.

Waktu itu, tidak cukup tegasnya dinas-dinas berkenaan seperti pertanahan, agraria dan pemukiman dikatakan lumayan menambahkan andil didalam hal ini.dengandemikian observatorium yang dulu dikatakan sebagai observatorium satu-satunya di kawasan khatulistiwa ini jadi terancam keberadaannya.

Information dari Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (Dpklts) menyebutkan, selama kurun kala 1994-2001 berjalan perubahan besar-besaran pada Kawasan Bandung Utara (Kbu). Hutan sekunder yang semula luasnya 39.349,3 hektar tinggal 5.541,9 hektar pada tahunan 2001. Sebaliknya, kawasan permukiman di wilayah KBU mengalami peningkatan dari 29.914,9 hektar jadi 33.025,1 hektar.

Peningkatan juga berjalan untuk kawasan industri, dari 2.356,2 jadi 2.478,8 hektar. Knowledge dari Observatorium Bosscha membuktikan, didalam radius 1 km atau di huma seluas 400 ha di kira-kira Bosscha, terdapat lima lokasi yang udah berubah manfaat.

Di arah barat laut terdapat kebun campuran seluas 187,36 ha atau 46,8 Persen dari luas wilayah. Di arah barat terdapat pemukiman rakyat seluas 61,88 ha (15,40 Persen luas wilayah). Di arah barat kekuatan terdapat sawah/tegalan/kebun campuran seluas 119,38 ha (29,8 Persen luas wilayah).

Di kira-kira arah timur terdapat peternakan seluas 1,8 ha (0,45 Persen luas wilayah) dan emplasemen seluas 12,5 ha (3,1 Persen luas wilayah). Observatorium Bosscha cuman miliki luas 1,8 ha atau 0,45Persen luas wilayah. Sedangkan Badan Metereologi dan Geofisika (Bmg) semata-mata punya 0,6 ha atau 0,15Persen luas wilayah. Waktu huma milik PT BMP seluas 61,62 ha.

Bedasarkan Kepmenbudpar No. 51/2004, Bosscha sudah ditetapkan sebagai cagar budaya. Namun, Kepmen itu belum bergigi sebab belum mendefinisikan kegunaan Bosscha sebagai daerah penelitian bintang yang memerlukan persyaratan spesifik.

Sebagai tindak lanjut,dengan pertolongan Kemeneg Ristek, Depdiknas dan Depbudpar, Kepmen itu akan ditingkatkan jadi Kepres dengan menegaskan definisi lingkup luas Bosscha sebagai cagar budaya dan definisi cagar budaya yang berisi fungsinya sebagai area penelitian bintang dengan segala persyaratannya. Nantinya, Kepres itu sanggup digunakan sebagai ketetapan yang kuat untuk mempertahankan kelestarian Observatorium Bosscha.

Rekomendasi penginapan  dekat ITB

Setelah membahas tentang wisata Observatorium Bosscha. Penulis akan menambahkan rekomendasi penginapan di dekat Itb. Seperti yang kita tahu, kampus ITB bukanlah kampus biasa, Institut Teknologi Bandung (Itb) juga dikelilingi banyak sekali tempat wisata dan kuliner.

Dan karena beragam alasan itulah, mengharuskan anda untuk mencaro hotel yang lokasinya dekat dengan kampus ini. Buat anda yang membutuhkan rekomendasi hotel keren dan nyaman tapi dengan harga yang terjangkau, cek deretan hotelnya di bawah ini, yuk!

Patra Comfort Bandung

Patra Comfort Bandung bukan hanya berjarak sekitar 850 meter dari Kampus Itb, namun juga salah satu hotel modern yang dekat dengan banyak tujuan wisata favorit. Hotel bintang tiga ini dilengkapi dengan beragam fasilitas menarik, seperti kolam renang outdoor yang Instagenic dan kamar tamu nyaman dengan balkon pribadi.

Harga : mulai rp 308 ribuan* per malam

Alamat : jalan ir. H. Juanda no. 132, bandung

House Sangkuriang

Rimbunnya pepohonan dan indahnya taman, disekitar tempat penginapan ini, akan membuat anda merasa lebih nyaman. Letaknya pun sangat strategis, dekat dengan pusat masakan dan berjarak sekitar 11 menit berkendara dari Kampus Itb. Menariknya lagi, ada kolam renang outdoor dan kamar dengan balkon pribadi buat anda menikmati senja.

Harga : mulai rp 321 ribuan* per malam

Alamat : jalan sangkuriang no. 1, dago, coblong, bandung

Namin Dago Hotel

Berjarak sekitar 600 meter dari Kampus Itb, Namin Dago Hotel juga dekat dengan deretan factory outlet, dan pusat masakan di kawasan Dago. Hotel bintang tiga ini, menawarkan desain klasik modern yang homie banget. Sebagian spotnya terlihat Instagenic, sehingga cocok sebagai tempat berfoto.

Harga : mulai rp360.000* per malam

Alamat : jalan hasanudin no. 10, lebak gede, coblong, bandung

Hotel Neo Dipatiukur By Aston

Berlokasi tepat di pusat Kota Bandung dan berjarak sekitar 9 menit berkendara dari Kampus Itb, Hotel Neo Dipatiukur dirancang apik dan modern untuk para pelancong bisnis dan rekreasi. Asyiknya lagi, semua kamar hotel ini didesain bergaya dan nyaman, demi menyempurnakan tempat menginap anda.

Harga : mulai rp365 ribuan* per malam

Alamat : jalan dipatiukur no. 72—74, bandung

Beehive Boutique Hotel

Hotel butik nan Instagenic ini, mengusung konsep ala Scandinavian. Tiap-tiap sudutnya yang artistic, sangat asyik untuk dibuat tempat foto-foto. Hanya berjarak 350 meter dari Kampus Itb, di Beehive Boutique Hotel, anda dapat menemukan Kamar Rooftop beratapkan ventilasi kaca berukuran besar, dengan sudut miring yang unik banget.

Harga : mulai rp485 ribuan* per malam

Alamat : jalan dayang sumbi no. 1, coblong, bandung

Grand Tjokro Premiere Bandung

Berjarak sekitar 7 menit berkendara dari Kampus Itb, Grand Tjokro Premiere Bandung menawarkan akomodasi mewah dan elegan dengan fasilitas lengkap, termasuk tempat bermain anak dan mini zoo. Tidak ketinggalan, kolam renang rooftop yang menyuguhkan pemandangan cantik dan memesona.

Harga : mulai rp499 ribuan* per malam

Alamat : jalan cihampelas no. 211—217, bandung

Selesai sudah penjelasan kita tentang observatorium boscha, beserta beberapa tempat penginapan yang ada di sekitar ITB. Dari penjelasan di atas, apakah anda berminat untuk berkunjung? observatorium boscha bukan hanya tempat untuk belajar, tapi juga tempat berwisata yang mengasyikkan. Selamat berkunjung!

Menjadi penulis konten lepas selama kurang lebih 2 tahun memberikan saya kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai topik tulisan. Saya pernah menulis berbagai artikel di media online dan blog.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Rekomendasi Editor